Jumat, 23 Januari 2009

 

Penjahit yang budiman

Waktu itu sore menjelang malam, gw harus nemuin tukang vermak yang punya layanan express. Baju seragam kantor yang gw bawa waktu itu harus bisa dikecilin sesuai ukurannya supaya bisa dipake keesokan paginya. Ternyata banyak yang keberatan, karena banyaknya order yang sudah mereka terima sebelumnya.

Akhirnya gw menawar lebih tinggi untuk vermak dengan layanan express pada seorang tukang vermak, untuk 1 kaos dan celana jeans gw bersedia bayar Rp. 100.000,- dengan waktu pengerjaan 2 jam saja. Mas-mas itu berpikir agak lama sekali untuk mengatakan iya pada penawaran gw, mengingat banyaknya orderan vermak pada saat itu. Dia pun bertanya “emang penting banget ya mas?” dan gw jawab “iya dan besok mau dipake mas, gimana mas, bisa?

Dengan hati tenang gw balik ke rumah untuk menunggu hasil vermaknya.

Sudah Mas?” tanya gw. Dan mas-mas itu pun mengiyakan pertanyaan gw dan memberikan hasil vermak yang gw minta. “Nih mas, sesuai janji saya tadi” kata gw sambil ngasih 2 lembar uang Rp. 50.000,-.

Betapa terkejutnya gw saat dia ngembaliin selembar uang Rp. 50.000,- yang gw kasih tadi.

Lho, kenapa mas” tanya gw dengan heran.
Kebanyakan mas, 50 aja” jawabnya
Gak papa mas?” tanya gw memastikan sikapnya
iya mas” jawabnya mantap.
Terima kasih banyak kalo gitu mas” sambil pamit pulang dengan “sedikit” heran.

Dalam perjalanan pulang gw mikir, dia berhak dapet Rp. 100.000,- dan gw ikhlas ngasihnya. Tapi dia mikir itu kebanyakan buat dia.

Suatu hal yang jarang gw temui, orang yang gak rakus.

Label:


Komentar: Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]





<< Beranda

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Berlangganan Postingan [Atom]