Rabu, 21 November 2007
Dibalik itu semua
Ada kotoran di hidung ku
tapi kau tak bisa melihatnya
yang kau lihat hanya hidung ku yang mancung
Kau tahu, ada kotoran juga di kuping ku ?
tapi kau juga tak dapat melihatnya
yang kau lihat hanya kuping ku yang terlihat indah dengan anting mengkilau
Sesungguhnya banyak kotoran di dalam sini
hanya aku tak mau kau tahu
aku hanya ingin kau tahu yang indah-indah saja
Kalau saja kau benar-benar bisa melihat
melihat menembus segala keindahan
mungkin saja kau bisa menemukan kebusukan dibalik itu semua
tapi kau tak bisa melihatnya
yang kau lihat hanya hidung ku yang mancung
Kau tahu, ada kotoran juga di kuping ku ?
tapi kau juga tak dapat melihatnya
yang kau lihat hanya kuping ku yang terlihat indah dengan anting mengkilau
Sesungguhnya banyak kotoran di dalam sini
hanya aku tak mau kau tahu
aku hanya ingin kau tahu yang indah-indah saja
Kalau saja kau benar-benar bisa melihat
melihat menembus segala keindahan
mungkin saja kau bisa menemukan kebusukan dibalik itu semua
Label: puisi
Jumat, 16 November 2007
Anak kecil di dalam kereta
Sabtu pagi
Sebuah perjalanan menuju Ciawi
Menjemput hati kembali ke tempatnya
Seperti mengulangi sebuah peristiwa belasan tahun yang lalu
Saat seorang anak kecil pergi dengan ibunya
Di kereta yang sama, ke stasiun yang sama
Tapi dengan tujuan akhir yang berbeda
Anak kecil itu berdiri di bangku penumpang samping jendela
Melihat jauh ke setiap sudut pemandangan yang perlahan menjauh tertinggal kereta
Terkadang diam-diam mengeluarkan kepalanya yang mungil dari jendela
Karena tahu ibunya tak kan mengizinkan
Angin yang menerpa wajahnya seperti menghiburnya
Setiap stasiun, setiap kereta berhenti
Bahkan setiap pengemis datang untuk meminta
Anak kecil itu begitu gembira
Anak kecil itu sudah tak kecil lagi
Kini ia sudah besar
Hanya terkadang ia masih suka merindukan masa kecilnya.
Sebuah perjalanan menuju Ciawi
Menjemput hati kembali ke tempatnya
Seperti mengulangi sebuah peristiwa belasan tahun yang lalu
Saat seorang anak kecil pergi dengan ibunya
Di kereta yang sama, ke stasiun yang sama
Tapi dengan tujuan akhir yang berbeda
Anak kecil itu berdiri di bangku penumpang samping jendela
Melihat jauh ke setiap sudut pemandangan yang perlahan menjauh tertinggal kereta
Terkadang diam-diam mengeluarkan kepalanya yang mungil dari jendela
Karena tahu ibunya tak kan mengizinkan
Angin yang menerpa wajahnya seperti menghiburnya
Setiap stasiun, setiap kereta berhenti
Bahkan setiap pengemis datang untuk meminta
Anak kecil itu begitu gembira
Anak kecil itu sudah tak kecil lagi
Kini ia sudah besar
Hanya terkadang ia masih suka merindukan masa kecilnya.
Label: puisi
Berlangganan Postingan [Atom]